Laman

Minggu, 11 Maret 2012

Good House Keeping 5S





Nuansa yang tertata apik, indah, asri dan rapi menjadi beautiful moment ketika anda memasuki Kantor UP Brantas. Kartu layout tempat kerja dan foto pemilik meja menjadi penanda di setiap meja karyawan. Pot bunga dan tempat sampah pun tak luput dari penataan. Ada pemilahan tempat sampah organik dan non organik. Penempatannya pun di atur dan ditandai. Garis panjang dengan warna kuning menghiasi lantai, membatasi ruang satu dengan lainnya. Sekaligus sebagai pembatas dan penanda jalan. Saklar lampu dipercantik dengan warna sesuai lampu sebagai petunjuk. Semua begitu indah, rapi, dan teratur.


Begitulah sedikit ilustrasi kantor UP Brantas setelah menerapkan 5S. Kerapian memang menjadi indikasi awal diterapkannya budaya asal Jepang tersebut. Banyak perusahaan manufaktur telah lebih dahulu mengadopsi 5S sebagai panduan bekerja. Komitmen terhadap 5S terbukti mampu mendongkrak produktivitas secara signifikan.

Secara singkat, 5S dapat didefinisikan sebagai sistem manajemen tata graha (good house keeping management) yang dilakukan dalam mengelola tempat kerja (perkantoran, gudang, area kerja bengkel, laboratorium, produksi/pembangkit, dan area pendukung lain seperti fasilitas publik). 5S merupakan kependekan dari bahasa Jepang, yaitu ; Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke. Secara lebih lengkap dapat dijelaskan sebagai berikut :

  1. Seiri (pemilahan), yaitu kegiatan memisahkan segala barang yang benar-benar diperlukan dan kemudian mengyingkirkan yang tidak diperlukan dari tempat kerja.
  2. Seiton (penataan), yaitu kegiatan menata tata letak peralatan danperlengkapan kerja dengan rapi sehingga memudahkan untuk mencari, menemukan, serta mengembalikan.
  3. Seiso (pembersihan), yaitu kegiatan membersihkan tempat kerja, mesin, perlengkapan, dan peralatan kerja dari debu dan kotoran yang melekat secara teratur agar selalu dalam keadaan bersih dan terhindar dari kerusakan, degradasi, dan abnormality.
  4. Seiketsu (pemantapan), yaitu kegiatan memelihara fasilitas tempat kerja, mesin, peralatan, serta barang secara teratur.
  5. Shitsuke (pembiasan), yaitu kegiatan membudayakan dan membiasakan bekerja dan membiasakan bekerja sesuai dengan sistem dan prosedur, serta mengembangkan perilaku kerja karyawan yang positif di tempat kerja sebagai sebuah kebiasaan yang disiplin.

Sabtu, 10 Maret 2012

Mengelola PLTA Bersahabat Dengan Alam

Brantas adalah sungai yang cukup monumental di Jawa Timur. Bermata air di Arboretum Kota Batu, membelah Kota Malang, Kabupaten Malang, Blitar, Kediri, Mojokerto dan bermuara di Surabaya. Brantas telah dirasakan manfaatnya sejak dulu. Sejarah mencatat, Majapahit adalah kerajaan yang hidup sari sungai sepanjang 320 km ini. Airnya yang tidak pernah kering sepanjang tahun, membawa kemakmuran bagi masyarakat , menjadikan Jawa Timur sebagai lumbung pangan nasional. Dengan perkembangan jaman, sungai Brantas juga menjadikan sumber air minum masyarakat, tempat wisata, dan tak kalah penting adalah sebagai sumber tenaga listrik. Saat ini PT Pembangkitan Jawa Bali mengelola 12 unit PLTA di Jawa Timur, yang sebagian besar memanfaatkan energi primer Sungai Brantas. Untuk itu, unit pengelola 12 PLTA tersebut dinamakan Unit Pembangkitan Brantas.

Mencoba posting

Aku mempunyai blog semangat bekerja bekerja